Pasar Tradisional Triwindu di Solo Jawa Tengah | Nilai Artistik Arsitektur


Nilai Artistik Arsitektur Pasar Tradisional Triwindu di Solo Jawa Tengah

Nilai Artistik Arsitektur . www.mandorayub.com>>>>> Pasar Tradisional Triwindu di Solo Jawa Tengah
Meski digunakan sebagai pasar tradisional, namun bukan berarti bangunan yang dipakai tidak bisa tampil dengan cantik dan artistik. Jika dibuat dengan konsep desain yang bagus, bangunan untuk pasar tradisional juga mampu memunculkan suatu tampilan yang punya nilai seni dan keindahan yang tinggi.
Contoh yang paling nyata adalah pasar yang lebih sering digunakan sebagai transaksi jual beli barang-barang antik seperti yang bisa kita lihat bersama pada gambar. Nilai artistik arsitektur pasar tradisional Triwindu di Solo Jawa Tengah ini muncul terutama pada bagian fasad atau dinding muka yang ada di depan.



Meski dalam gambar hanya terlihat satu bangunan saja. Namun sebenarnya jumlah keseluruhan bangunan ada tiga. Semua menggunakan konsep desain dan ornament yang sama tapi dengan ukuran yang berbeda. Bangunan utama yang berada di tengah punya ukuran yang paling besar, sedang dua bangunan lain yang berada di sebelah kiri dan kanan punya ukuran yang lebih kecil.

Untuk bangunan utama yang ada di tengah, terdiri dari dua lantai. Lantai pertama atau yang ada di bawah digunakan untuk transaksi jual beli, sedangkan lantai kedua yang ada di atas dipakai sebagai gudang untuk penyimpanan barang dagangan atau stok.

Daya tarik utama atau point of interest pada fasad ini adalah topeng hias yang diletakan pada bagian tengah, tepat berada di bawah fasad atap yang membentuk bidang segitiga. Penggunaan hiasan topeng dengan ukuran yang cukup besar ini tentu merupakan hal yang cukup istimewa, karena jenis hiasan ini pada umumnya digunakan untuk mempercantik tampilan ruang dalam atau interior.

Dan yang tidak kalah menarik adalah, bidang atau dinding segitiga yang berada di bawah atap ini terdiri dari dua lapis. Untuk dinding pertama, berada di bagian belakang atau dalam dan dipakai sebagai media untuk meletakan hiasan topeng tadi. Kemudian untuk lapisan kedua yang berada di bagian depan atau luar merupakan bidang yang mampu memunculkan karakter fasad dengan maksimal.

Bagian tengah dari dinding kedua ini pada bagian tengahnya terpotong dan membentuk tampilan yang tidak kalah indahnya. Bagian tengah yang ada di atas menciptakan suatu tampilan setengah lingkaran sementara bagian samping kiri dan kanan yang ada dibawah membentuk garis yang tegas. Hal ini menjadikan tampilan topeng bisa terlihat makin cantik karena seakan-akan berada pada suatu ruang yang lain.

Di bawah bidang fasad segitiga ini terdapat dua atap teritis yang ukuran dan bentuknya sama persis, yaitu miring ke bawah. Dengan adanya dua atap teritis ini jika hujan sedang turun, air yang jatuh tidak akan bisa masuk dan membasahi ruang yang berada di bagian dalam meski ada tiupan angin yang kencang. Hal ini disebabkan teritis tersebut punya ukuran yang cukup lebar.

Baik atap teritis dan atap bangunan yang lain, semua menggunakan atap sirap dari bahan kayu yang menjadikan arsitektur bangunan ini mampu memunculkan karakter etnik Jawa secara lebih maksimal.

Selain topeng besar, fasad depan ini juga diberi hiasan lain berupa lampu gantung antik yang diletakan pada bagian pinggir atau pojok antara teritis yang ada di atas dan teritis yang ada di bawah. Meski ukurannya tidak begitu besar dan hanya berupa lampu gantung tunggal, namun keberadaan dua hiasan yang sama ini mampu menjadikan tampilan muka pasar terlihat makin unik dan eksentrik.

Keindahan pasar tradisional ini makin terlihat sempurna dengan adanya tiang bendera yang diletakan tepat pada bagian tengah lengkap dengan kain bendera yang dikibarkan secara penuh. Apalagi ditambah dengan halaman yang cukup luas, menjadikan bangunan tersebut terlihat makin indah dan megah.

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Beri Komentar dan di Share karna berguna juga bagi yang Lain

Search This Blog