Pelaksanaan Pemancangan dengan Hydraulic Jack In

Metode Pelaksanaan Pemancangan dengan Hydraulic Jack In:


1. Perkerjaan persiapan.
- Kontraktor pancang harus menerima beberapa dokementasi pendukung pekerjaan dari pemberi kerja antara lain : Sondir Report dan atau Data Bor Log, Lay out drawing titik pancang dan working load rencana untuk kemudian diketahui berapa tiang ukuran yang akan dipakai.
- Kontraktor pancang memberikan proposal kerja berupa penawaran (quotation), time schedule produksi tiang dan pelaksanaan, bila diperoleh kesepakatan maka akan ditindaklanjuti dengan survey lokasi; dimana harus dipastikan akses kelokasi cukup baik dan tanah dilokasi harus merupakan tanah padat untuk menghindari tronton dan crain service ambles ketika mobilisasi kelokasi.



Lokasi belum siap 


  
Ambles karena kepadatan tanah kurang


Lokasi cukup padat dan rata; siap untuk mobilisasi mesin



2. Mobilisasi Mesin.
Mobilisasi mesin menggunakan 5 tronton + 1 Crane Service
Persiapan Mobilisasi dari Workshop
Crane Service Memasuki Lokasi













Setting Mesin Menggunakan Crane Service






 Diikuti 5 Tronton yg membawa Mesin











MESIN PANCANG HYDRAULIC JACK IN KAPASITAS 120 TON TELAH SIAP UNTUK DIGUNAKAN

3.Pemancangan.
Tiang dikirim tiap hari menggunakan tronton
Pertama : Suplay/kedatangan tiang pancang keproyek dipersiapan sedemikian mungkin sesuai dengan kebutuhan harian pemancangan.








Proses pemancangan dengan grip ujung

Keduamengangkat tiang pancang menggunakan crane dan kemudian dimasukkan ke dalam grip(jepit) pada mesin hydraulic jack-in. Tiang ditekan secara statis ke dalam tanah. 
Sebagai tambahan : jarak terdekat titik pancang kedinding tetangga adalah 70-80 cm (seperti terlihat pada gambar) menggunakan Grip Ujung dengan kapasitas maksimum = +/-50% dari kemampuan mesin. Sedangkan bila menggunakan Grip Tengah maka Kapasitas Tekan adalah 100% dari kemampuan mesin.
Pemancangan dengan Grip Tengah
Pengoperasian MESIN Hydraulic Jack In di dalam Kabin 
Ketika tiang pancang ditekan ke dalam tanah dapat dibaca nilai MPA pada Pressure Gauge yg menunjukkan kekuatan daya dukung tanah.

Welding Sambungan
Ketiga: apabila tiang pancang tinggal 2 meter dr permukaan tanah dan belum mencapai MPA yang diinginkan maka tiang disambung dgn tiang pancang berikutnya. Proses penyambungannya dengan pengelasan (welding), dimana pada masing ujung tiang pancang terdapat plat baja yg gunanya untuk media penyambungan.



Keempat: apabila tiang pancang yang kedua tinggal 2 meter dr muka tanah dan kedalaman pemancangan sudah hampir mendekati kedalaman sondir dan MPA bacaan pada pressure gauge sudah hampir mendekati MPA yang diinginkan, maka untuk tiang berikutnya dimasukkan alat bantu yg berupa baja solid yg bentuknya sama dgn tiang pancang (tiang doly) agar diharapkan tiang dapat terdorong rata tanah ataupun didorong lebih jauh lagi masuk kedalam tanah (jika nantinya hendak digali untuk pembangunan basement).



PRESSURE GAUGE
Kelima: apabila Mesin pancang telah mencapai MPA yang diinginkan, dapat ditandai dengan bacaan pada pressure gauge dan apabila dorongan mesin sudah melewati kemampuan mesin maka mesin akan terangkat sebagian ini pertanda bahwa pemancangan sudah mencapai tanah keras maka proses pemancangan sudah selesai.


4.Demobilisasi.
5 Tronton standby di depan proyek
Crane Service standby


Mesin siap untuk dibongkar


MESIN SIAP UNTUK DEMOBILISASI KE WORKSHOP


sumber : http://indopile.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Beri Komentar dan di Share karna berguna juga bagi yang Lain

Search This Blog