Konsep Mendirikan Rumah Menurut Primbon Jawa

Konsep Mendirikan Rumah Menurut Primbon Jawa
Foto Primbon Rumah
Setiap manusia pasti membutuhkan tempat untuk tinggal dan menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta, itulah mengapa rumah menjadi kebutuhan pokok manusia. Seperti layaknya kebutuhan pokok lainnya, pemenuhan atas kebutuhan rumah sebagai tempat tinggal harus dan mutlak untuk dipenuhi. Rumah atau hunian adalah tempat dimana seseorang tinggal berserta keluarganya, memiliki hubungan sosial masyrakat sekitarnya dan melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mempersiapkan diri untuk aktivitas diluar rumah. Setiap orang tentu punya mimpi tentang rumah idamannya di suatu tempat.

Hal pertama yang paling penting adalah rumah harus dapat mewadahi kegiatan penguninya, dan cukup luas bagi seluruh pemakainya dengan menentukan kebutuan ruang yang baik disediakan bagi setiap orang. Lingkungan rumah sebaiknya terhindar dari  faktor-faktor yang merugikan kesehatan, misalnya kawat listrik bertegangan tinggi, limbah buangan pabrik atau asap yang merugikan kesehatan, polusi udara dari kendaran dan debu jalan yang berlebihan, polusi dari sumber dari sumber pencemaran udara seperti asap pabrik, tempat pembuangaan sampah atau peternakan. Ganguan-ganguan terhadap kesehatan apabila berlangsung secara terus menerus dapat mengakibatkan penyakit yang tidak diinginkan.

Rumah merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan dimana segala sesuatu tentang rumah akan mempengaruhi kehidupan. Segala aktivitas berawal dari rumah sehingga rancangan rumah harus dimaksimalkan agar sehat. Rumah didesain menjadi rumah sehat yang merupakan faktor penting yang harus diperhatikan setelah tampilan rumah. Rumah sehat adalah dambaan dari setiap orang, untuk memenuhi itu maka desain rumah harus memenuhi kriteria rumah sehat seperti, perencanaan ventilasi, pencahayaan, bahan, lingkungan, ukuran rumah dam lain sebagaimya.

Mendirikan rumah tinggal boleh dimaknai sebagai peristiwa istimewa dan penuh makna. Karena melalui rumah, setiap anggota keluarga mengharapkan beban hidup diletakkan, kesulitan hidup dikomunikasikan, permasalahan hidup di pecahkan, dalam suasana yang nyaman dan menentramkan. Oleh karenanya alangkah bijaksananya jika sebelum mendirikan rumah perlu direncanakan dengan seksama segala sesuatunya termasuk memilih bulan yang baik untuk keperluan tersebut.

Rumah merupakan kebutuhan mendasar yang tidak bisa ditinggalkan oleh setiap keluarga. Proses mendesain dan membangunnya memerlukan banyak pertimbangan, salah satunya adalah tentang tempat dan pengaturan. Banyak orang mempercayai adanya aturan tertentu saat mendesain dan membangun, misalnya dengan menggunakan primbon atau feng shui.

Penentuan arah menghadap rumah, bagi masyarakat Jawa, merupakan hal yang sangat penting dalam membangun suatu rumah tempat tinggal. Seperti halnya bangsa Cina, orang Jawa percaya bahwa arah menghadap rumah memiliki pengaruh atau dapat membawa keberuntungan atau kesialan dalam hidupnya dan juga keluarganya.

Selain masalah arah menghadap rumah, bagi masyarakat Jawa, dikenal pulan bulan-bulan yang baik untuk mendirikan rumah, yaitu bulan Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.  Selanjutnya Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri. Jumlah Neptu dibagi 5, bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.

Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.

Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai mendirikan rumah pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.

Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berikhtiar menanggulangi atau menghindari sukerta dan sengkala. Infomistik membuka rubrik konsultasi properti yang diasuh oleh Konsultan Spiritual Properti, Ir. Tatok hariyanto dan Ir. Sugiato. Wallahu A’lam Bis Shawab (AA)


No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Beri Komentar dan di Share karna berguna juga bagi yang Lain

Search This Blog