perencanaan bangunan bertingkat
a. Konstruksi harus kokoh dan memiliki nilai estetis yang baik.
b. Mutu pekerjaan terjaga dengan baik.
c. Biaya pelaksanaan harus efisien dan ekonomis.
d. Waktu pelaksanaan tepat, sesuai dengan time schedule.
e. Aman dan nyaman untuk digunakan.
f. Mempertimbangkan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
g. Berdasarkan aturan hukum yang berlaku.
(Pudjianto,1996)
Pada umumnya dalam perencanaan suatu pekerjaan proyek konstruksi, terdiri dari 3 macam perencanaan, meliputi :
a. Perencanaan Arsitektur
b. Perencanaan Struktur
c. Perencanaan Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing.
Ketiga proses tersebut saling berkaitan dan harus ada koordinasi untuk menghasilkan suatu bangunan yang kuat, stabil, serta mempunyai view arsitektural yang baik, demi keamanan dan kenyamanan bangunan.
Fungsi bangunan ‘pada proyek tempat penulis kerja praktek’ adalah sebagai hunian yang tergolong sederhana dan terjangkau bagi masyarakat menengah kebawah (hunian bersubsidi). Termasuk dalam rumah susun sederhana hak milik (rusunami).
- Tinjauan Perencanaan Arsitektur
Dari segi eksteriornya, konsep desain arsitekturnya bergaya modern minimalis, simpel, dan praktis, sehingga cocok sebagai hunian masa kini yang sering diminati. Untuk perencanaan interiornya, jenis material finishing yang digunakan bersifat sederhana. Pasar yang diincar adalah konsumen dengan potensi pasar menengah kebawah.
Maket proyek tempat penulis kerja praktek’
- Tinjauan Perencanaan Struktur
perencanaan gedung bertingkat
Sistem Struktur High Rise Building
Pada dasarnya setiap sistem struktur pada suatu bangunan merupakan penggabungan berbagai elemen struktur secara tiga dimensi. Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui pondasi. Beban yang bekerja pada bangunan terdiri dari beban vertikal, beban horisontal/beban lateral, getaran, dan sebagainya. Pada high rise building, jika pengaruh beban horisontal/beban lateral lebih besar dari kriteria kekakuan (stiffness) yang direncanakan, maka dapat menimbulkan deformasi ataupun defleksi lateral yang besar. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan atau keruntuhan struktur. Untuk memperkecil deformasi ataupun defleksi lateral tersebut, maka digunakan dinding geser (shear wall) agar struktur menjadi lebih kaku.
a. Konstruksi harus kokoh dan memiliki nilai estetis yang baik.
b. Mutu pekerjaan terjaga dengan baik.
c. Biaya pelaksanaan harus efisien dan ekonomis.
d. Waktu pelaksanaan tepat, sesuai dengan time schedule.
e. Aman dan nyaman untuk digunakan.
f. Mempertimbangkan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
g. Berdasarkan aturan hukum yang berlaku.
(Pudjianto,1996)
Pada umumnya dalam perencanaan suatu pekerjaan proyek konstruksi, terdiri dari 3 macam perencanaan, meliputi :
a. Perencanaan Arsitektur
b. Perencanaan Struktur
c. Perencanaan Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing.
Ketiga proses tersebut saling berkaitan dan harus ada koordinasi untuk menghasilkan suatu bangunan yang kuat, stabil, serta mempunyai view arsitektural yang baik, demi keamanan dan kenyamanan bangunan.
Fungsi bangunan ‘pada proyek tempat penulis kerja praktek’ adalah sebagai hunian yang tergolong sederhana dan terjangkau bagi masyarakat menengah kebawah (hunian bersubsidi). Termasuk dalam rumah susun sederhana hak milik (rusunami).
- Tinjauan Perencanaan Arsitektur
Dari segi eksteriornya, konsep desain arsitekturnya bergaya modern minimalis, simpel, dan praktis, sehingga cocok sebagai hunian masa kini yang sering diminati. Untuk perencanaan interiornya, jenis material finishing yang digunakan bersifat sederhana. Pasar yang diincar adalah konsumen dengan potensi pasar menengah kebawah.
Maket proyek tempat penulis kerja praktek’
- Tinjauan Perencanaan Struktur
perencanaan gedung bertingkat
Sistem Struktur High Rise Building
Pada dasarnya setiap sistem struktur pada suatu bangunan merupakan penggabungan berbagai elemen struktur secara tiga dimensi. Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui pondasi. Beban yang bekerja pada bangunan terdiri dari beban vertikal, beban horisontal/beban lateral, getaran, dan sebagainya. Pada high rise building, jika pengaruh beban horisontal/beban lateral lebih besar dari kriteria kekakuan (stiffness) yang direncanakan, maka dapat menimbulkan deformasi ataupun defleksi lateral yang besar. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan atau keruntuhan struktur. Untuk memperkecil deformasi ataupun defleksi lateral tersebut, maka digunakan dinding geser (shear wall) agar struktur menjadi lebih kaku.
BY : http://www.ilmusipil.com/perencanaan-bangunan-bertingkat
Mandor, Tukang, Pemborong, Bangunan, KONTRAKTOR PELAKSANA, PROFESIONAL MUDA, DI, SURAKARTA, SOLO, SRAGEN, KARANGANYAR, BOYOLALI, SALATIGA, YOGYAKARTA, JOGYA, Klaten, SEMARANG, KAMI BERGERAK DALAM PEGADAAN BARANG & JASA : PAGAR PANEL BETON, GYPSUM, RANGKA ATAP BAJA RINGAN, PAVING, WATERPROOFING, WALLPAPER DINDING, JASA TUKANG/MANDOR/PEMBORONG BANGUNAN, PROFESIONAL.. ANDA UNTUNG, KAMI UNTUNG KERJASAMA YANG BAIK DAN TANGUNG JAWAB
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Beri Komentar dan di Share karna berguna juga bagi yang Lain